Kilas Balik Kejayaan Sang Raksasa Game Mobile Sebelum Era Smartphone
Pendahuluan
Sebelum ada PUBG Mobile, Mobile Legends, atau Genshin Impact, nama Gameloft adalah simbol dari game mobile berkualitas tinggi. Di era ponsel Java dan Symbian, Gameloft adalah raja tak terbantahkan dalam industri game mobile. Siapa yang bisa lupa serunya bermain Asphalt, Prince of Persia, Real Football, atau Assassin’s Creed langsung dari ponsel Nokia atau Sony Ericsson?
Namun sekarang, nama Gameloft jarang terdengar. Apa yang terjadi dengan raja game HP jadul ini? Mengapa kita perlahan melupakan mereka? Artikel ini akan membahas kilas balik kejayaan Gameloft, bagaimana mereka mendominasi pasar, lalu perlahan tergeser oleh zaman.
1. Masa Kejayaan Gameloft: Raja di Era Java dan Symbian
Didirikan pada tahun 1999 oleh salah satu pendiri Ubisoft, Gameloft fokus pada game mobile sejak awal—saat perusahaan lain masih berfokus pada konsol dan PC. Mereka mengambil langkah berani: mengembangkan game premium untuk ponsel fitur (feature phone).
Beberapa game ikonik Gameloft pada masa itu:
-
Asphalt: Urban GT (awal seri Asphalt yang legendaris)
-
Real Football (sebelum FIFA dan PES merajai)
-
Prince of Persia
-
Gangstar series (semacam GTA versi mobile)
-
Hero of Sparta, Modern Combat, dan banyak lagi
Game-game ini punya grafis memukau untuk zamannya, alur cerita, dan gameplay yang “serasa main di konsol mini”.
2. Strategi Premium: Bayar di Awal, Main Sepuasnya
Gameloft menerapkan model bisnis premium: kamu beli sekali (misalnya Rp5.000–Rp20.000 via pulsa), lalu bisa main sepuasnya tanpa iklan atau mikrotransaksi.
Di saat banyak developer Java membuat game sederhana atau bajakan, Gameloft tampil sebagai "studio AAA" di dunia HP jadul." Mereka seperti “Rockstar”-nya ponsel zaman dulu.
3. Masa Kejatuhan: Disalip oleh Freemium dan Gacha
Masuk ke era smartphone Android dan iOS, Gameloft berusaha beradaptasi. Mereka merilis:
-
Asphalt 8
-
Modern Combat 5
-
Dungeon Hunter
-
Order & Chaos (versi World of Warcraft mobile)
Namun, masalah mulai muncul:
-
Game mereka terlalu berat untuk perangkat Android awal.
-
Persaingan meledak: muncul Supercell (Clash of Clans), Tencent (PUBG Mobile), Moonton (Mobile Legends), dan Mihoyo (Genshin).
-
Model freemium yang mereka adaptasi terasa terlalu agresif — banyak pengguna kecewa dengan paywall dan grinding berlebihan.
Gameloft yang dulunya “raja premium” harus ikut arus pasar, dan identitasnya menjadi kabur.
4. Faktor-Faktor Penyebab Kita Melupakan Gameloft
-
Game mereka tidak lagi seunik dulu. Banyak game terasa generik dan mirip satu sama lain.
-
Minim inovasi besar. Mereka lebih sering memperbarui seri lama dibanding menciptakan IP baru yang benar-benar memikat.
-
Tidak punya komunitas kuat. Berbeda dengan game modern yang terintegrasi dengan media sosial, esports, dan komunitas Discord.
-
Marketing kurang agresif. Nama-nama seperti Genshin, MLBB, atau COD Mobile jauh lebih sering terdengar.
5. Upaya Bangkit — Tapi Sulit
Gameloft masih aktif hingga hari ini, merilis game seperti:
-
Asphalt 9: Legends
-
Disney Speedstorm
-
March of Empires
-
Modern Combat Versus
Namun kejayaan mereka di era Java sulit diulang. Banyak gamer sekarang tidak tahu, atau lupa, betapa pentingnya peran Gameloft dalam membentuk fondasi game mobile.
Penutup: Warisan yang Terlupakan
Gameloft adalah pelopor game mobile sejati. Mereka membuktikan bahwa game di HP bisa lebih dari sekadar Snake atau Tetris. Mereka menghadirkan petualangan, balapan, dan peperangan ke dalam genggaman tangan, saat teknologi belum semaju sekarang.
Meski kini posisinya tergeser, Gameloft tetap layak dikenang sebagai pionir, raja masa lalu yang berjasa membuka jalan bagi industri game mobile modern.
Nostalgia Singkat:
Apakah kamu ingat…
-
Nunggu game Gameloft dikirim via Bluetooth dari teman?
-
Main Real Football 2010 saat guru nggak lihat?
-
Download game bajakan 176x208 dari waptrick? 😆
Kalau ya, kamu bagian dari generasi gamer HP jadul yang merasakan era keemasan Gameloft.